SMA
N 2 Wonosari sebagai “Kelinci Percobaan” Kurikulum 2013
Dalam
rangka menumbuhkan dan mengembangkan potensi pelajar di Yogyakarta, pemerintah
pusat menetapkan program pembelajaran yang baru yaitu Kurikulum 2013. Penerapan
kurikulum baru atau kurikulum 2013 dimulai sejak awal memasuki tahun ajaran
baru tepatnya pada hari Senin, tanggal 15 Juli 2013. Sedikitnya ada 26 sekolah
di Kabupaten Gunungkidul yang ditunjuk pusat untuk menerapkan kurikulum tersebut,
salah satunya di antaranya SMA N 2 Wonosari.
Pelaksanaan
kurikulum baru ini mempunyai konsep yang berbeda dari program pembelajaran
sebelumnya. Kini, pemerintah lebih menekankan pada siswa yang harus aktif,
kreatif, produktif, dan inovatif sementara Bapak dan Ibu Guru hanya sebagai
pengantar dan pendamping. Banyak pembaharuan yang dilakukan oleh Bapak dan Ibu
Guru SMA N 2 Wonosari terutama Wakasek Bidang Kurikulum selama kurikulum 2013 berlangsung.
Jika pada sebelumnya guru menggunakan metode semacam ceramah, sekarang sudah
tidak lagi mendominasi pembelajaran di dalam kelas. Sementara kegiatan di luar
jam pelajaran atau ekstrakurikuler lebih diperketat dengan mewajibkan setiap
siswa mengikuti ekstrakurikuler wajib yaitu
kegiatan kepramukaan atau PMR (Palang Merah Remaja). Selain itu juga
wajib menentukan 1 ekstrakulikuler wajib pilihan yang bertujuan untuk menggali
bakat dan potensi siswa sehingga nantinya sekolah akan menyalurkannya dalam
kompetisi sesuai bidangnya.
“Metode
yang digunakan guru memberi pengantar dan penjelasan selama setengah jam
pelajaran. Lalu siswa disuguhi soal kajian atau tugas untuk dibahas berkelompok
dan dalam waktu yang ditentukan hasil tersebut akan dipresentasikan di depan
kelas oleh siswa.” Begitu ulasan dari Dea Kusuma salah satu siswa yang
merasakan Kurikulum 2013. Keluhan satu per satu diutarakan oleh para siswa
dengan adanya metode yang seperti ini karena seringkali membuat siswa bosan dan
banyak di antara mereka yang masih sulit untuk langsung menyesuaikan dengan kurikulum
baru tersebut. Buku panduan semacam Modul dan LKS yang persediaannya sangat
kurang juga membuat siswa terhambat dalam proses pembelajarannya. Selain itu,
siswa juga merasa terbebani jika pemerintah mengharuskan para siswa untuk
mendapat nilai sempurna secara instan dari sistem pembelajaran tersebut.
Sementara
itu, guru yang banyak diungkapkan oleh para siswa mendapatkan banyak keuntungan
dengan adanya kurikulum 2013 ini ternyata juga sama halnya seperti yang
dirasakan siswa tersebut. Meskipun pada awalnya para guru telah
disosialisasikan dan mengikuti pelatihan terkait dengan kurikulum 2013 tapi
tetap saja banyak keluhan halus yang terdengar. Dari sistem penilaian baik
aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik seringkali para guru kewalahan
untuk memberikan nilai secara objektif. Hal ini bertujuan untuk membentuk
karakter dan kepribadian saat di dalam kelas, termasuk di lingkup sekolah. Jadi
sebisa mungkin guru mendidik dan mengarahkan siswanya untuk berkepribadian dan
mmpunyai pendidikan karakter yang baik.
Namun
pada kenyataannya para siswa dan para guru harus mengahadapi karena
bagaimanapun telah ditetapkan oleh pemerintah pusat dengan mempertimbangkan
banyak hal dan sekolah tinggal menjalankan. Pemerintah tidak dapat menjamin
berhasil atau tidaknya program kurikulum 2013 ini karena semua tergantung pada
keseriusan para siswa dalam menghadapinya. Selain itu tuntutan pemerintah untuk
aktif dan kreatif juga tergantung pada pribadi siswa masing-masing. Jika
program ini berhasil maka akan diteruskan untuk angkatan berikutnya, namun jika
gagal kemungkinan besar akan diganti dengan yang baru lagi. Tetapi apapun
hasilnya sudah diantisipasi oleh pusat dan juga sudah menjadi resiko yang harus
segera ditangani oleh pusat.
Selamat sore hujan yang tadi pagi membasahi tanah di sekitar rumahku. Mengisi kelonggaran waktu dengan blog untuku *ciat*. Ini tugas udah beberapa hari yang lalu dan aku bener-bener bingung waktu mau ngembangin paragraf jadi sedemikian rupa. Dan inilah jadinya. Jauh dari kesempurnaan, tapi untung saja masih diterima oleh guru pembimbing. Walaupun awalnya gambarnya hanya ambang SMA 2 Wonosari dan ditanggapi "Ini malah seperti Kop Surat" Yeah ngejleb banget! By the way, aku harus ngucapin terimakasih banyak buat narasumber. Dea Kusuma, adik kelasku sekarang duduk di kelas X Bahasa *ehm*. Bisa dibilang aku kurang tahu nama panjangnya, tapi aku biasa menyebutnya Dea Kusuma. Thankyou so much Dea :))))