Minggu, 17 November 2013

Kurikulum 2013


SMA N 2 Wonosari sebagai “Kelinci Percobaan” Kurikulum 2013


Dalam rangka menumbuhkan dan mengembangkan potensi pelajar di Yogyakarta, pemerintah pusat menetapkan program pembelajaran yang baru yaitu Kurikulum 2013. Penerapan kurikulum baru atau kurikulum 2013 dimulai sejak awal memasuki tahun ajaran baru tepatnya pada hari Senin, tanggal 15 Juli 2013. Sedikitnya ada 26 sekolah di Kabupaten Gunungkidul yang ditunjuk pusat untuk menerapkan kurikulum tersebut, salah satunya di antaranya SMA N 2 Wonosari.
Pelaksanaan kurikulum baru ini mempunyai konsep yang berbeda dari program pembelajaran sebelumnya. Kini, pemerintah lebih menekankan pada siswa yang harus aktif, kreatif, produktif, dan inovatif sementara Bapak dan Ibu Guru hanya sebagai pengantar dan pendamping. Banyak pembaharuan yang dilakukan oleh Bapak dan Ibu Guru SMA N 2 Wonosari terutama Wakasek Bidang Kurikulum selama kurikulum 2013 berlangsung. Jika pada sebelumnya guru menggunakan metode semacam ceramah, sekarang sudah tidak lagi mendominasi pembelajaran di dalam kelas. Sementara kegiatan di luar jam pelajaran atau ekstrakurikuler lebih diperketat dengan mewajibkan setiap siswa mengikuti ekstrakurikuler wajib yaitu  kegiatan kepramukaan atau PMR (Palang Merah Remaja). Selain itu juga wajib menentukan 1 ekstrakulikuler wajib pilihan yang bertujuan untuk menggali bakat dan potensi siswa sehingga nantinya sekolah akan menyalurkannya dalam kompetisi sesuai bidangnya.
“Metode yang digunakan guru memberi pengantar dan penjelasan selama setengah jam pelajaran. Lalu siswa disuguhi soal kajian atau tugas untuk dibahas berkelompok dan dalam waktu yang ditentukan hasil tersebut akan dipresentasikan di depan kelas oleh siswa.” Begitu ulasan dari Dea Kusuma salah satu siswa yang merasakan Kurikulum 2013. Keluhan satu per satu diutarakan oleh para siswa dengan adanya metode yang seperti ini karena seringkali membuat siswa bosan dan banyak di antara mereka yang masih sulit untuk langsung menyesuaikan dengan kurikulum baru tersebut. Buku panduan semacam Modul dan LKS yang persediaannya sangat kurang juga membuat siswa terhambat dalam proses pembelajarannya. Selain itu, siswa juga merasa terbebani jika pemerintah mengharuskan para siswa untuk mendapat nilai sempurna secara instan dari sistem pembelajaran tersebut.
Sementara itu, guru yang banyak diungkapkan oleh para siswa mendapatkan banyak keuntungan dengan adanya kurikulum 2013 ini ternyata juga sama halnya seperti yang dirasakan siswa tersebut. Meskipun pada awalnya para guru telah disosialisasikan dan mengikuti pelatihan terkait dengan kurikulum 2013 tapi tetap saja banyak keluhan halus yang terdengar. Dari sistem penilaian baik aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik seringkali para guru kewalahan untuk memberikan nilai secara objektif. Hal ini bertujuan untuk membentuk karakter dan kepribadian saat di dalam kelas, termasuk di lingkup sekolah. Jadi sebisa mungkin guru mendidik dan mengarahkan siswanya untuk berkepribadian dan mmpunyai pendidikan karakter yang baik.
Namun pada kenyataannya para siswa dan para guru harus mengahadapi karena bagaimanapun telah ditetapkan oleh pemerintah pusat dengan mempertimbangkan banyak hal dan sekolah tinggal menjalankan. Pemerintah tidak dapat menjamin berhasil atau tidaknya program kurikulum 2013 ini karena semua tergantung pada keseriusan para siswa dalam menghadapinya. Selain itu tuntutan pemerintah untuk aktif dan kreatif juga tergantung pada pribadi siswa masing-masing. Jika program ini berhasil maka akan diteruskan untuk angkatan berikutnya, namun jika gagal kemungkinan besar akan diganti dengan yang baru lagi. Tetapi apapun hasilnya sudah diantisipasi oleh pusat dan juga sudah menjadi resiko yang harus segera ditangani oleh pusat.

Selamat sore hujan yang tadi pagi membasahi tanah di sekitar rumahku. Mengisi kelonggaran waktu dengan blog untuku *ciat*. Ini tugas udah beberapa hari yang lalu dan aku bener-bener bingung waktu mau ngembangin paragraf jadi sedemikian rupa. Dan inilah jadinya. Jauh dari kesempurnaan, tapi untung saja masih diterima oleh guru pembimbing. Walaupun awalnya gambarnya hanya ambang SMA 2 Wonosari dan ditanggapi "Ini malah seperti Kop Surat" Yeah ngejleb banget! By the way, aku harus ngucapin terimakasih banyak buat narasumber. Dea Kusuma, adik kelasku sekarang duduk di kelas X Bahasa *ehm*. Bisa dibilang aku kurang tahu nama panjangnya, tapi aku biasa menyebutnya Dea Kusuma. Thankyou so much Dea :))))