Kamis, 21 November 2013

Melodi Cinta Satu Minggu

Aku mengenalnya tanpa sengaja. Di jejaring sosial aku dan dia saling memperkenalkan diri. Pertama aku yang menyapa, kedua dia membalas sapaanku, dan seterusnya. Aku memanggilnya Lodi, sama seperti teman-temannya. Beberapa hari berlalu kami menjadi sepasang teman baru meskipun di dunia maya. Ketika suatu siang yang panas istirahat sejenak dengan temanku berlatih teater aku tertangkap basah olehnya sedang berkomunikasi di social media dengan Lodi. Ternyata mereka berdua juga teman Lodi sewaktu mereka masih duduk di bangku SMP. Keduanya antusias bercerita tentang tingkah-tingkah Lodi ketika mereka masih sering bermain, mengelilingi tempat-tempat wisata, berjelajah kuliner dan masih banyak lagi. Memang seperti Lodi yang selama ini aku kenal.
Belum lama kita saling mengenal tapi rasanya dia sudah menjadi sahabatku seperti sahabatku lainnya yang kenal sejak kecil. Kebetulan juga ternyata kekasihnya adalah sahabat kekasihku. Ah dunia memang begitu sempit. Kenyataannya dunia memang hanya selebar daun kelor.
Aku masih ingat pertama kali dia mulai menceritakan kehidupan asmaranya dengan Riko. Seseorang yang dianggapnya begitu istimewa. Singkat cerita di awal pertemuan keduanya ketika di hari pertama mengikuti MOS di sekolah mereka yang baru, tak sengaja mereka saling bertubrukan dan saling bertatap muka dalam waktu yang cukup lama. Sejak saat itu Lodi merasakan ada yang lain dari dirinya tiap kali bertemu dengan Riko. Tak sengaja lagi, beberapa hari setelah itu Lodi melihat Riko menggerakkan jemarinya dengan mahir di atas tuts piano. Dengan gaya Riko yang sedemikian rupa, nampaknya makin membuat Lodi dag-dig-dug.
“Aku seneng banget liat dia main piano. Mirip Kevin Aprilio.” Ceritanya sambil cekikian.
Yah sama-sama pianis, apa boleh buat. Pikirku.

Kemudian ada salah satu acara sekolah yang melibatkan keduanya. Inilah kesempatan yang tepat untuk membuatnya sering bersama-sama di tahap pe-de-ka-te. Seringnya bertemu, berinteraksi secara langsung, canda tawa, senang dan susah mereka lewati bersama selama latihan ini. Keduanya saling memberi perhatian, curi-curi pandang, dan masih banyak lagi yang membuat hari-hari mereka terasa lebih mengesankan. Ternyata, Riko juga menaruh hati pada Lodi. Dan benar saja. Tak butuh waktu yang lama. Hanya dalam waktu 1 minggu benih-benih cinta di hati masing-masing tumbuh begitu pesat. 2 remaja yang sedang dalam masa-masa kasmaran itu akhirnya melepaskan embel-embel lajang alias jomblo dari hidupnya. Riko menawarkan untuk mengantarkan Lodi dan dengan penuh semangat Lodipun menerima tawarannya. Tak hanya tawaran mengantar pulang, tetapi juga tawaran untuk menjadikan Lodi sebagai kekasihnya. Tanpa babibu Lodi dengan bangga menerimanya dan mulai menganggapnya sebagai pasangan kekasihnya.

Setelah berjalan beberapa waktu, Lodi selalu bercerita denganku. Aku hanya berusaha menjadi pendengar yang baik dan memberikan solusi jika memang dibutuhkan. Sempat dia menanyakan tentang perbedaannya dengan Riko. Aku tak bisa berkomentar banyak tentang ini. Terus terang aku baru pertama kalinya membahas persoalan seperti ini dengan sahabatku sendiri. Lodi merasa sedikit khawatir dengan hubungannya yang terjalin dengan keyakinan yang berbeda. Selama ini ku rasa tak ada kendala antara mereka berdua. Biasanya hanya masalah kecil yang nantinya bisa terselesaikan dengan jalan damai. Akhirnya aku hanya bisa menjawab bahwa aku tak ingin ikut campur dalam masalah ini karena sampai sekarang pun aku belum menemukan jawaban yang tepat untuk hal-hal bercinta yang menyangkut Tuhan semesta Alam. Selama mereka masih baik-baik saja, tidak ada salahnya untuk tetap menjaga kebersamaan yang telah dibangun. Namun jika tidak, Tuhan pasti mempunyai kejutan-kejutan yang indah. Aku hanya bisa mendoakan yang terbaik untuk mereka, dan untukku sendiri. Karena di posisi ini aku yang sudah lebih lama menjalin hubungan istimewa dengan Rangga.

“Aku mau kaya kamu Git, langgeng banget sama Rangga,” begitu pujinya. Namun aku juga tidak langsung membangga-banggakan bahkan menyombongkannya. Aku hanya berharap bisa menjadi motivasi untuk Lodi dan Riko menjaga hubungannya seperti aku dan Rangga.

-----


“Akhirnya pulang juga,” berjalan menuju tempat parker sekolah.
“Tumben udah lowong,” tanyaku sambil melihat suasana parkiran.
Memang sudah jam segini, sudah saatnya aneka macam sepeda motor menangkring di garasi rumah masing-masing. Ku lihat arloji di tanganku menunjukkan pukul 7:00. Perlahan aku mengendarai kendaraanku melewati pintu gerbang sekolah.
“Itu Riko? Ah bukan! Ah iya? Sama siapa? Bukan Lodi!”

Di perjalanan, aku hanya ngedumel tidak jelas. Aku seperti dihantui pertanyaan konyol dari satu obyek pemandangan di senja ini. Positive thinking Gita! Sesampainya di rumah aku berdilema ria akan mengungkapkan yng sebenarnya atau yang sebaliknya. Aku tak habis pikir dengan apa yang aku lihat tadi. Kalau boleh, aku tadi tidak ingin melihatnya.


Send to : Melodi
Lodi ak pgn tny sesuatu ke km?

Seusai istirahat sejenak menikmati senja di rumah, aku memberanikan diri untuk mengirimkan sebuah sms untuk Lodi. Menunggu balasan.
From : Melodi
Tanya apa Git?


To the point. Tanpa babibu aku menanyakan kebenaran tentang perempuan yang membonceng Riko. Ternyata memang ada seseorang yang sedang mengganggu hubungan mereka. Jangan sampai itu terjadi dengan kami Ya Allah. Lodi bercerita panjang lebar tentang permasalahan yang kini di hadapinya. Aku benar-benar kagum dan salut dengan Lodi. Sudah beberapa kali hubungannya diguncang kabar tidak sedap. Bahkan memang kenyataannya Riko juga bersalah, bahkan bukan untuk sekali dua kali dan selalu saja dimaklumi oleh Lodi. Betapa tulusnya cinta Lodi untuk Riko.
From : Melodi
Byk temen2 yg blg gitu Git, tenang aja. Thx ya :)

Send to : Melodi
Tapi, aku ngrasa bersalah. Maafin ya Lod :)

Sudah seharusnya akulah yang lebih banyak belajar dari mereka berdua. Setelah semua masalah selesai, mereka semakin terlihat mesra dan romantis saja. Mereka sering tampil bersama di beberapa kesempatan yang membutuhkan tenaga keduanya. Mereka sering terlihat bersama seperti yang aku lihat sekarang. Tak sengaja aku melirik mereka sedang bergaya di depan kamera yang dioperasikan oleh salah atu temannya. Ketika itu, aku sedang mengikuti event dan kebetulan juga ada rombongan Lodi dan Riko. Tak berapa lama kemudian aku dipanggil teman Lodi yang memang sudah kenal denganku. Aku menghampiri mereka. Sejenak kami mengobrol dengan santai.

“Kalian berduaan terus, bikin iri aja,” kataku sambil menyenggol Lodi. Seperti tak sadar aku bertutur seperti itu di depan mereka. Terkesan curhat. Memang pikiranku kalut, Ah bukan masalah, toh mereka juga tidak akan tahu apa-apa. Hehehehehehehe.
“Kok gitu sih Git? Nggak juga kok.”

Tiba-tiba Riko menunjukkan beberapa fotonya bersama anak-anak kecil yang berdandan ala tikus yang dibalut dengan semua atribut berwarna hitam.
“Tuh kan so sweet,” tepisku.
“Kamu sama Rangga juga Git,” hibur Lodi sambil menepuk-nepuk bahuku.
“Oh iya, titip salam buat Rangga ya Rik,”
“Enak aja, kalo titip tuh duit.”

Setelah itu aku berpamitan dengannya karena aku sudah dipanggil oleh rombonganku sendiri untuk segera melaksanakan tugas. Tak lupa aku meminta salah satu temanku untuk menjepretkan aku bersama Lodi. *tapi sekarang fotonya sudah hilang, karena cuma HP pinjeman*

-----


Satu per satu anak laki-laki berkeringat berlomba memasukkan si lingkaran besar ke dalam ring. Salah satu di antara mereka ada sepasang kekasih yang belum begitu tenar seantero sekolah. Mereka bermain-main di lapangan basket padahal cuaca sedang panas-panasnya. Aku jadi teringat sesuatu. Lodi. Riko. Hari ini tepat 1 tahun mereka menjalin hubungan spesial menjadi sepasang kekasih. Akhirnya, tahun pertama telah mereka lewati dengan berbagai macam kisah dan cerita. Ada perasaan malu dan bersalah yang hinggap di benakku. Aku malu karena dulu Lodi ingin sepertiku dengan Rangga, padahal kenyataannya kami sudah tidak bersama-sama. Namun aku selalu berusaha untuk menjalani semuanya sama seperti sediakala. Aku merasa bersalah belum bisa memberikan contoh yang baik. Tapi di sini kita harus sama-sama belajar dari apapun yang telah kita lalui selama ini. Karena pada dasarnya semua yang terjadi selalu penuh makna dan ada hikmah tersendiri. Aku akan selalu mendoakan yang terbaik untuk Lodi dan Riko. Bagaimanapun juga mereka telah mengajarkanku tentang banyak hal. Andaikan bisa, aku ingin bermelodi lagu Cinta Mulia dengan penuh perasaan.
Sepasang remaja jatuh cinta
dibawah asuhan Dewi Asmara
disinari cahya purnama
disaksikan bintang-bintang sejuta

Saling janji kan setia~
hidup rukun damai slamanya
Membina rumah tangga~
sampai nanti di hari tua

Cinta itu suci dan mulia
jika tak ternoda nafsu yang hina
Rasa cinta itu bahagia
kalo bukan hanya inginkan harta

Suka duka bersama~
seiring sejalan seirama
Tahan uji dan derita~
hidup pasti bagai di surga

Sungguh indah cita-cita mereka
semoga bahagia selama-lamanya
Sungguh indah cita-cita mereka
semoga bahagia selama-lamanya


Cinta Mulia – Koes Plus

-The End-


Aku hanya ingin mengucapakan "Happy Anniversary Sinti & Anton" Doanya dari kalian aku tinggal mengamini. Semoga makin indah untuk ke depannya. Maaf Sin, ini cerpennya nggak ngenakin banget dibacanya. Nggak semuanya realita dan nggak semuanya rekayasa. Sekali lagi Congrats, Longlast, and Be Better ({}) Ini hadiahnyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa