Kamis, 03 Juli 2014

Mesin Penggilas Waktu

"Kamu dan waktu sudah berlalu. Di sini, ada aku yang telah menjadi masa lalu." - Arizsutanto
Sakit hatiku semalam  belum juga sembuh total. Aku merasa menjadi orang paling tolol ketika harus menerima kenyataan pahit bahwa kini kau telah memilihnya. Tak pernah kubayangkan sebelumnya. Sungguh benar-benar tak kusangka. Jemari tangan dan kakiku mendingin, mulutku menggigil dalam sebuah ruangan ber-AC dan hatiku tergoncang dengan dahsyatnya setelah tahu bahwa kamu tak lagi berada di pihakku. Selama ini kupikir kita baik-baik saja.
Ternyata kita punya besar. Aku terlalu bodoh dan kamu terlalu pintar. Dengan bodohnya aku membiarkan diriku sendiri terjebak, terperangkap dengan tulisan-tulisanmu di BBM dan dengan sangat pintarnya kamu  menyembunyikan segala hal tentang kamu dan dia. Aku sendiri tak percaya aku bisa semudah itu peka dengan kata-katamu yang bahkan itu bukan tertuju padaku. Haha aku ingin menertawakan diriku sendiri sampai aku berhenti menjadi orang yang terlalu peka alias kesindir alias GR alias apaan lah.

Informasi sana sini yang kutampung satu persatu kutanyakan padamu dengan penuh keberanian. masih saja kau tak mau katakan sesungguhnya yang terjadi. Lalu kebohongan seperti apa lagi yang inginkan? Jangan lupa bahwa sepandai-pandai tupai melompat pasti jatuh juga. Sepandai-pandainya kamu menyimpan rahasia akhirnya akan terkuak juga. Semua hanya butuh waktu. Tuhan pasti kan tunjukkan jalan-Nya.

Mungkin dulu (sampai sekarang) memang lebih baik kita berpisah, meski dengan alasan yang entahlah..... Makin ke sini aku makin yakin akan perpisahan kita. Bahwa Tuhan hanya member kita jeda untuk kita agar kita sama-sama paham dengan apa yang masing-masing dari kita menjadi kelebihan dan kekurangan. Dan nantinya kita akan saling melengkapi satu sama lain. Kuharap begitu. Kita hanya butuh waktu (dan lagi-lagi waktu) untuk mengubah semuanya menjadi baik-baik saja, maksudnya tak ada lagi air mata dan emosi terbuang sia-sia. Termikasih untuk semuanya.