"Kamu dan waktu sudah berlalu. Di sini, ada aku yang telah menjadi masa lalu." - Arizsutanto
Sakit hatiku semalam belum juga sembuh total. Aku merasa menjadi
orang paling tolol ketika harus menerima kenyataan pahit bahwa kini kau telah
memilihnya. Tak pernah kubayangkan sebelumnya. Sungguh benar-benar tak
kusangka. Jemari tangan dan kakiku mendingin, mulutku menggigil dalam sebuah
ruangan ber-AC dan hatiku tergoncang dengan dahsyatnya setelah tahu bahwa kamu
tak lagi berada di pihakku. Selama ini kupikir kita baik-baik saja.
Ternyata
kita punya besar. Aku terlalu bodoh dan kamu terlalu pintar. Dengan bodohnya
aku membiarkan diriku sendiri terjebak, terperangkap dengan tulisan-tulisanmu
di BBM dan dengan sangat pintarnya kamu menyembunyikan segala hal tentang kamu dan
dia. Aku sendiri tak percaya aku bisa semudah itu peka dengan kata-katamu yang
bahkan itu bukan tertuju padaku. Haha aku ingin menertawakan diriku sendiri
sampai aku berhenti menjadi orang yang terlalu peka alias kesindir alias GR
alias apaan lah.
Informasi sana sini yang kutampung satu persatu kutanyakan padamu dengan penuh keberanian. masih saja kau tak mau katakan sesungguhnya yang terjadi. Lalu kebohongan seperti apa lagi yang inginkan? Jangan lupa bahwa sepandai-pandai tupai melompat pasti jatuh juga. Sepandai-pandainya
kamu menyimpan rahasia akhirnya akan terkuak juga. Semua hanya butuh waktu. Tuhan pasti kan tunjukkan jalan-Nya.
Mungkin dulu (sampai sekarang) memang
lebih baik kita berpisah, meski dengan alasan yang entahlah..... Makin ke sini
aku makin yakin akan perpisahan kita. Bahwa Tuhan hanya member kita jeda untuk
kita agar kita sama-sama paham dengan apa yang masing-masing dari kita menjadi
kelebihan dan kekurangan. Dan nantinya kita akan saling melengkapi satu sama
lain. Kuharap begitu. Kita hanya
butuh waktu (dan lagi-lagi waktu) untuk mengubah semuanya menjadi baik-baik saja, maksudnya tak ada
lagi air mata dan emosi terbuang sia-sia. Termikasih untuk semuanya.