Senin, 17 Februari 2014

Selalu Begitu

Selalu begitu… Ada sesuatu di jabat tanganmu
Ada yang menggores kalbu
Ketika kedua telapak tangan yang berpadu
Sepertinya sudah tak seerat dulu
Mungkin tangan ini tak pantas berjabat dengan tanganmu
Tapi terlanjur sudah tangan kita saling bertemu


Selalu begitu… Mencair dan membeku
Bungah hatiku kala berjumpa denganmu
Ringan pikiranku juga terasa sejuk sanibariku
Namun selalu saja seketika berbalik suasana tak menentu
Mengolah intonasi nafaspun rasanya tak mampu
Setiap jengkal detik kuhanya membeku

Selalu begitu… Diam dan membisu
Sebelum berlangsungnya pertemuan itu
Kutata rapi rangkaian kalimat yang ingin kuungkapkan padamu
Sia-sialah saat kita bertemu
Hilanglah sudah semua diksiku
Tinggallah aku dan kebisuanku

Selalu begitu… Bertanya pada senyummu
Indah sunggingan senyum yang kau tujukan padaku
Kurasa itu tak seperti dulu
Terlalu mengisyaratkan tanda kelabu
Sekedar simbolis setelah lama tak bertemu
Entah hanya hipotesaku saja atau begitu pula denganmu

Untuk yang telah sudi meluangkan sedikit waktunya,
Nais tu mit yu Abang []