Sabtu, 29 Januari 2011
Pagi itu aku tak merasakan apapun yang bergejolak di hati. Semua masih sama. Matahari makin naik dan tepat berada di atas kepala, seharusnya. Tetapi karena aku sedang berada di dalam kelas aku tidak bisa melihat sang matahari menertawakan penduduk bumi yang kepanasan. Dan bahkan aku tidak merasa panas sama sekali, karena aku duduk disamping orang yang mudah sekali menyejukkanku. Saat itupun, ujung jemari tangan dan kakiku dibuatnya dingin seketika. Sampai-sampai otakku dingin hampir membeku dan tak dapat bekerja dengan semestinya. Bibirkupun kelu. Tak dapat berucap sesuatu. Meskipun dalam keadaan yang sama sekali (tidak) menyenangkan tapi aku berusaha bersikap tenang. Seoalah tak kan ada sesuatu yang terjadi.
Masih di tempat yang sama. Aku merasa terpenjarakan di ruangan ini. Genggaman tangganmu memaksaku untuk tetap tinggal di sini. Dengan pelan, kau mencoba menahanku untuk tak beranjak dari tempat ini. Hanya ada kita yang sedang di mabuk asmara. Sementara yang lain hanya menjadi penonton semata. Sesekali mereka mengintip dari jendela. Begitu cepat kamu kembali padaku lagi setelah beberapa waktu kau menghilang dariku. Kita saling berdiam diri, saling menghindari, mungkin juga kita saling membenci. Beberapa kali kamu meraih tanganku dan membisikkan kata-kata cinta yang membuatku terjebak dalam rayuanmu. Semoga ini pilihanku yang nantinya akan selalu mengiringiku bersama kebahagianku, tentunya juga kebahagiaanmu[]
Minggu, 29 Januari 2012
Tahun pertama perjalananku denganmu. Berjalan dengan lumayan mulus. Yah namanya juga masih awal-awal. Sebenarnya bukan awalan, melainkan ini sudah hampir tahun kedua aku bersamamu. Namun kita lebih memilih untuk mengulang kembali. Semuanya. Dari nol. Dan dengan basmallah kita bisa melangkah sampai saat ini. Untuk bahan update status, hari ini temanya “Happy Anniversary”
Wuhuw. Ternyata banyak juga yang memberi ucapan selamat ulangtahun (maksudnya happy anniv gituh). Meskipun rata-rata hanya dari teman dekatku tapi setidaknya ada yang ngucapin lah. Daripada ngucapin sendiri (?) Alhamdulillah terimakasih untuk teman-teman yang (mungkin) telah rela membuang-buang waktunya untuk mengucapkannya padaku dan memberikan doa-doa yang insyaAllah akan diijabahi oleh Gusti Mahaasih. Amin[]
Selasa, 29 Januari 2013
Kuucapkan yang pertama dan yang utama kepada-Nya, sang pemilik raga ini dan nantinya akan kembali juga pada-Nya. Memasuki tahun kedua hubungan kita makin labil. Terkadang sangat romantis. Tak jarang sangat dramatis. Mulai ada kerikil-kerikil kecil yang menghalangi jalan kita. Namun kita bisa menyingkirkannya satu persatu bersama-sama.
Kuucapkan yang kedua kepadamu, sang penghuni hati ini. Alangkah bahagianya kita bisa bertahan hingga detik ini. Disusul oleh ucapan-ucapan lain yang tertera jelas di sosial media dan terdengar jelas di telinga. Tak henti-hentinya aku berucap syukur pada-Nya yang telah mengizinkan aku menjadi di sisimu. Dan tak henti-hentinya aku berucap terimakasih padamu yang selama ini telah mengahargai keberadaanku. Tak lupa juga, aku mengucapkan banyak terimakasih kepada siapapun yang lagi-lagi mendoakanku dan kamu pada kesempatan ini[]
Rabu, 29 Januari 2014
Seharusnya ini menjadi tahun ketiga perjalananku denganmu. Namun sepertinya hanya ada dalam imajinasiku. Karena aku tahu bahwa langit tak selalu berwarna biru.
Di tengah malam ketika kamu sudah terlelap dalam tidurmu, aku mengucapkan kalimat yang sesungguhnya benar-benar tak ingin kuucapkan. Via pesan singkat ku menuliskannya dengan airmata yang sudah membanjiri pipiku.
“Happy failed Anniversary”
Belakangan ini aku menantikan tibanya hari ini. Sama seperti 3 tahun yang lalu kamu menantikan hari itu. Dan sekarang apa yang harus kautunggu? Tidak ada. Karena kali ini kita sudah tidak bersama. Kita berjalan di jalan yang berbeda. Entahlah apa penyebabnya.
“Waktu telah menggilas semuanya” Taufik Oktavian via Facebook.
Kamu sendiri yang mengatakan bahwa waktu yang telah menggilas semuanya. Ya memang seperti itu. Kamu mulai tak pernah menghargai keberadaanku, tak pernah membutuhkanku, mungkin perlahan kau akan melupakanku. Semua terjadi begitu cepat. Terlalu singkat. Tapi tak sesingkat aku menerima kenyataan bahwa kamu telah lepas. Lebih tepatnya, kamu melepaskan dirimu dari sangkar yang paling nyaman dan aman. Merasa telah sanggup menjalani segala sesuatunya sendiri dan meninggalkan sangkar itu dengan hati-hati. Aku selalu ingat bahwa kamu lepas, bukan pergi. Lepas. Iya lepas. Kulihat kamu memang terlepas dari beban berat yang selama ini harus kautanggung.
Aku sengaja tak menggembor-gemborkan anniversary kali ini. Iyalah. Namanya udah failed. Aku benar-benar malu dengan diriku sendiri. Aku takut orang-orang beranggapan negatif tentangku. Bukan takut sih, tapi ada yang ngganjel pasti. Dulu mereka mendoakanku dan selalu berharap yang terbaik untuk kita. Sampai-sampai ada yang iri dengan kita. Entah di lihat dari sisi mana. Tragisnya, kini tak ada lagi ucapan-ucapan yang tersampaikan. Meskipun ucapan kegagalan di tahun ketiga. Ah untuk apa juga kalau sudah tak lagi bersama. Mungkin akan ada lagi ucapan yang lebih menggetarkan jiwa ketika kita dipertemukan kembali, nanti kalau kita sudah sama-sama menjadi ORANG[]
Kita tak kan pernah tahu apapun yang akan terjadi seiring berjalannya waktu.
Untuk lelaki hebat yang memberi bingkisan rasa sayang yang berbeda dan menghadiahi cinta yang tak lagi sama. Semoga senantiasa berbahagia. InsyaAllah
Pagi itu aku tak merasakan apapun yang bergejolak di hati. Semua masih sama. Matahari makin naik dan tepat berada di atas kepala, seharusnya. Tetapi karena aku sedang berada di dalam kelas aku tidak bisa melihat sang matahari menertawakan penduduk bumi yang kepanasan. Dan bahkan aku tidak merasa panas sama sekali, karena aku duduk disamping orang yang mudah sekali menyejukkanku. Saat itupun, ujung jemari tangan dan kakiku dibuatnya dingin seketika. Sampai-sampai otakku dingin hampir membeku dan tak dapat bekerja dengan semestinya. Bibirkupun kelu. Tak dapat berucap sesuatu. Meskipun dalam keadaan yang sama sekali (tidak) menyenangkan tapi aku berusaha bersikap tenang. Seoalah tak kan ada sesuatu yang terjadi.
Masih di tempat yang sama. Aku merasa terpenjarakan di ruangan ini. Genggaman tangganmu memaksaku untuk tetap tinggal di sini. Dengan pelan, kau mencoba menahanku untuk tak beranjak dari tempat ini. Hanya ada kita yang sedang di mabuk asmara. Sementara yang lain hanya menjadi penonton semata. Sesekali mereka mengintip dari jendela. Begitu cepat kamu kembali padaku lagi setelah beberapa waktu kau menghilang dariku. Kita saling berdiam diri, saling menghindari, mungkin juga kita saling membenci. Beberapa kali kamu meraih tanganku dan membisikkan kata-kata cinta yang membuatku terjebak dalam rayuanmu. Semoga ini pilihanku yang nantinya akan selalu mengiringiku bersama kebahagianku, tentunya juga kebahagiaanmu[]
Minggu, 29 Januari 2012
Tahun pertama perjalananku denganmu. Berjalan dengan lumayan mulus. Yah namanya juga masih awal-awal. Sebenarnya bukan awalan, melainkan ini sudah hampir tahun kedua aku bersamamu. Namun kita lebih memilih untuk mengulang kembali. Semuanya. Dari nol. Dan dengan basmallah kita bisa melangkah sampai saat ini. Untuk bahan update status, hari ini temanya “Happy Anniversary”
Wuhuw. Ternyata banyak juga yang memberi ucapan selamat ulangtahun (maksudnya happy anniv gituh). Meskipun rata-rata hanya dari teman dekatku tapi setidaknya ada yang ngucapin lah. Daripada ngucapin sendiri (?) Alhamdulillah terimakasih untuk teman-teman yang (mungkin) telah rela membuang-buang waktunya untuk mengucapkannya padaku dan memberikan doa-doa yang insyaAllah akan diijabahi oleh Gusti Mahaasih. Amin[]
Selasa, 29 Januari 2013
Kuucapkan yang pertama dan yang utama kepada-Nya, sang pemilik raga ini dan nantinya akan kembali juga pada-Nya. Memasuki tahun kedua hubungan kita makin labil. Terkadang sangat romantis. Tak jarang sangat dramatis. Mulai ada kerikil-kerikil kecil yang menghalangi jalan kita. Namun kita bisa menyingkirkannya satu persatu bersama-sama.
Kuucapkan yang kedua kepadamu, sang penghuni hati ini. Alangkah bahagianya kita bisa bertahan hingga detik ini. Disusul oleh ucapan-ucapan lain yang tertera jelas di sosial media dan terdengar jelas di telinga. Tak henti-hentinya aku berucap syukur pada-Nya yang telah mengizinkan aku menjadi di sisimu. Dan tak henti-hentinya aku berucap terimakasih padamu yang selama ini telah mengahargai keberadaanku. Tak lupa juga, aku mengucapkan banyak terimakasih kepada siapapun yang lagi-lagi mendoakanku dan kamu pada kesempatan ini[]
Rabu, 29 Januari 2014
Seharusnya ini menjadi tahun ketiga perjalananku denganmu. Namun sepertinya hanya ada dalam imajinasiku. Karena aku tahu bahwa langit tak selalu berwarna biru.
Di tengah malam ketika kamu sudah terlelap dalam tidurmu, aku mengucapkan kalimat yang sesungguhnya benar-benar tak ingin kuucapkan. Via pesan singkat ku menuliskannya dengan airmata yang sudah membanjiri pipiku.
“Happy failed Anniversary”
Belakangan ini aku menantikan tibanya hari ini. Sama seperti 3 tahun yang lalu kamu menantikan hari itu. Dan sekarang apa yang harus kautunggu? Tidak ada. Karena kali ini kita sudah tidak bersama. Kita berjalan di jalan yang berbeda. Entahlah apa penyebabnya.
“Waktu telah menggilas semuanya” Taufik Oktavian via Facebook.
Kamu sendiri yang mengatakan bahwa waktu yang telah menggilas semuanya. Ya memang seperti itu. Kamu mulai tak pernah menghargai keberadaanku, tak pernah membutuhkanku, mungkin perlahan kau akan melupakanku. Semua terjadi begitu cepat. Terlalu singkat. Tapi tak sesingkat aku menerima kenyataan bahwa kamu telah lepas. Lebih tepatnya, kamu melepaskan dirimu dari sangkar yang paling nyaman dan aman. Merasa telah sanggup menjalani segala sesuatunya sendiri dan meninggalkan sangkar itu dengan hati-hati. Aku selalu ingat bahwa kamu lepas, bukan pergi. Lepas. Iya lepas. Kulihat kamu memang terlepas dari beban berat yang selama ini harus kautanggung.
Aku sengaja tak menggembor-gemborkan anniversary kali ini. Iyalah. Namanya udah failed. Aku benar-benar malu dengan diriku sendiri. Aku takut orang-orang beranggapan negatif tentangku. Bukan takut sih, tapi ada yang ngganjel pasti. Dulu mereka mendoakanku dan selalu berharap yang terbaik untuk kita. Sampai-sampai ada yang iri dengan kita. Entah di lihat dari sisi mana. Tragisnya, kini tak ada lagi ucapan-ucapan yang tersampaikan. Meskipun ucapan kegagalan di tahun ketiga. Ah untuk apa juga kalau sudah tak lagi bersama. Mungkin akan ada lagi ucapan yang lebih menggetarkan jiwa ketika kita dipertemukan kembali, nanti kalau kita sudah sama-sama menjadi ORANG[]
Kita tak kan pernah tahu apapun yang akan terjadi seiring berjalannya waktu.
Untuk lelaki hebat yang memberi bingkisan rasa sayang yang berbeda dan menghadiahi cinta yang tak lagi sama. Semoga senantiasa berbahagia. InsyaAllah