Jumat, 27 September 2013

Emha Ainun Nadjib

 Emha Ainun Nadjib (´⌣`)



Muhammad Ainun Nadjib atau yang biasa di kenal Emha Ainun Nadjib atau Cak Nun (lahir di Jombang, Jawa Timur, 27 Mei 1953; umur 60 tahun) adalah seorang tokoh intelektual yang mengusung napas Islami di Indonesia. Ayah dari Sabrang Mowo Damar Panuluh lebih dikenal sebagai Noe (lahir di Yogyakarta, 10 Juni 1979; umur 34 tahun) adalah vokalis band Letto.

Banyak sekali karya-karyanya yang sudah menyebar di seluruh Indonesia. Tentunya banyak juga penghargaan yang telah diperolehnya. Ada beberapa hasil karyanya yang saya teukan dalam bentuk sajak sederhana namun penuh makna :

Sajak Jatuh Cinta

Karena ini bunga
Maka ciumlah dengan bening jiwa

Karena ini sajak
Maka terimalah dengan mripat kanak-kanak

Gugusan mendung yang ranum
Menggugurkan hujan ke bumi
Dari langit jauh Engkau bagai telah turun
Pada air, tanah, serta pada sunyi

Kemudian senyap sesaat
Tuhan melintaskan syafaat
Kemudian daun-daun bersijingkat
Dalam pesona memikat

Karena ini bunga, dik
Maka ciumlah dengan bening jiwa

Karena ini sajak, dik
Maka terimalah dengan mripat kanak-kanak

 JALAN SUNYI
Akhirnya aku tempuh
jalan yang sunyi
mendendangkan lagu sunyi
sendiri di lubuk hati
puisi  yang aku sembunyikan dari kata kata
cinta yang tak kutemukan
penutupnya…
kalau memang tak bisa
kau temukan wilayahku

biarlah aku yang terus berusaha
mengetuk pintu rumahMu
kalau tak bersedia Engkau
menatap wajahku

biarlah para kekasih rahasiaku
yang mengusap usap kepalaku
akhirnya aku tempuh
jalan yang sunyi
mendendangkan lagu sunyi
sendiri di lubuk hati

puisi yang aku sembunyikan dari kata kata
cinta yang tak kutemukan
penutupnya

Mungkin engkau
memerlukan darahku
untuk melepas dahagamu
mungkin engkau butuh kematianku
untuk menegakkan  hidupmu

Ambillah…ambillah
akan ku mintakan izin
kepada Allah yang memiliknya
sebab toh… bukan diriku ini
yang ku inginkan dan ku rindukan

DARI BENTANGAN LANGIT

Dari bentangan langit yang semu
Ia, kemarau itu, datang kepadamu
Tumbuh perlahan. Berhembus amat panjang
Menyapu lautan. Mengekal tanah berbongkahan
menyapu hutan !
Mengekal tanah berbongkahan !
datang kepadamu, Ia, kemarau itu
dari Tuhan, yang senantia diam
dari tangan-Nya. Dari Tangan yang dingin dan tak menyapa
yang senyap. Yang tak menoleh barang sekejap.

MEMECAH MENGUTUHKAN
                                               
Kerja dan fungsi memecah manusia
Sujud sembahyang mengutuhkannya
Ego dan nafsu menumpas kehidupan
Oleh cinta nyawa dikembalikan
Lengan tanganmu tanggal sebelah
Karena siang hari politik yang gerah
Deru mesin ekonomi membekukan tubuhmu
Cambuk impian membuat jiwamu jadi hantu
Suami dan istri tak saling mengabdi
Tak mengalahkan atau memenangi
Keduanya adalah sahabat bergandengan tangan
Bersama-sama mengarungi jejak Tuhan
Kalau berpacu mempersaingkan hari esok
Jangan lupakan cinta di kandungan cakrawala
Kalau cemas karena diiming-imingi tetangga
Berkacalah pada sunyi di gua garba rahasia

LAUTAN JILBAB

Di padang masyhar
Di padang penantian
Di depan pintu gerbang
Janji keabadian
Aku menyaksikan
Beribu-ribu-Berjuta-juta jilbab
Tidak , aku menyaksikan bermiliar-miliar jilbab
Lautan Jilbab
Samudera Putih
Samudera Cinta Kasih
Ujung pengembaraan sejarah yang panjang
Pengembaraan sejarah yang perih
Di Padang Masyhar
Seribu galaxy
Hamparan Jiwa suci
Bersujud
Putih-putih bersujud
Menggeremangkan nyanyian Allah Sang Maha Wujud

Yaa Ayyatutuhan nafsul mutmainnah Irji ii ilaa rabbiki roodliyatan
mardiyyah Fa dhulli fii 'ibaadii wa dhullii jannatii

Wahai jiwa yang tentram , kembalilah kepada Tuhanmu
Dengan Rela dan direlakan , Masuklah kepada Pihak-Ku
Masuklah ke surga-Ku

Lautan jilbab
samudera putih
Bersujud , bersujud
Bersama-sama rembulan yang jaga
Bersama matahari yang selalu terbit
Tanpa pernah lagi terbenam
Bersama lautan bintang gemilang
Yang menari-nari riang gembira
Menanti lambaian tangan Allah Rabbinya